ILMU
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Resume
di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu
pengetahuan lingkungan
Di
susun oleh:
Nama: TRI THANTRI JUNITA
Nim: RRA1C415002
DOSEN PENGAMPU: Drs.
Jodion Siburian, Msi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATIMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2016
Pendahuluan
A.
Latar
belakang
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang
menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan,
jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan
gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman
hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas
kehidupan dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua
bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur,
bakteri dam mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa
biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses dan ekosistem.
Keanekaragaman hayati
adalah keanekaragaman makhluk hidup yangmenunjukkan keseluruhan variasi gen,
spesies dan ekosistem di suatu daerah. Adadua faktor penyebab keanekaragaman
hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap
morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap
morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya
keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup.
Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini
tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi
berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang
diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman
hayati perlu dilestarikan. adapun tujuan dari
penulisan resume ini adalah: Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman
hayati atau biodiversitas, bagaimanakah tingkatan dalam keanekaragaman hayati, bagaimana dengan keanekaragaman hayati di
Indonesia, apa saja manfaat dan nilai yang terkandung dalam
keanekaragaman hayati.
B.
Pembahasan
1.
Konsep
Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)
·
Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang
bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati
yaitu menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan
bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer. Keanekaragaman hayati
disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk
hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk,
jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
·
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup
yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu
daerah.
·
Ada dua
faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar.
·
Faktor
genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.
·
Faktor luar
relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor
eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan
faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya
sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip
suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk
bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan
individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai
ekosistem.
·
Keanekaragam hayati merupakan ungkapan pernyataan
terdapatnya berbagai macam variasi, bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang
terlihat pada berbagai tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan
genetik.
2.
Tingkat
Keanekaragaman Hayati
·
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat
kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Secara
garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu
a)
Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Ø Keanekaragaman
gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan demikian tidak ada
satu makhluk pun yang sama persis dalam penampakannya. dengan tekhnik budaya
semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung,
ketela, semangka tanpa biji, jenis-jenis mangga, dan sebagainya. Yang membuat
variasi tadi adalah :
Rumus : F = G + L
F
= fenotip
G
= genotip
L
= lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L
berubah maka akan terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan
terjadinya variasi tadi.
Ø Perlu kita
ketahui bahwa perangkat genetik mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Misalnya, dua individu memiliki perangkat gen yang sama hidup dilingkungan yang
berbeda maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang
berbeda. Keadaaan sebaliknya dapat juga terjadi dua individu yang memiliki
perangkat gen yang berbeda, tetapi hidup dilingkungan yang sama dapat
memunculkan ciri yang sama. Hal ini terlihat jelas bahwa dalam spesies yang
sama dapat terjadi keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan variasi
antara individu. Begitu banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu
dalam satu spesies, menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama
dalam segala hal, sekalipun saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut
sebagai keanekaragaman individu yang terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat
genetik.
b)
Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies)
Ø Perbedaan-perbedaan
pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat disebut keanekaragaman
spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni kumpulan makhluk hidup
dari berbagai spesies (komunitas). Keanekaragaman ini lebih mudah diamati
daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.Misalnya: variasi dalam satu famili antara
kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae)
walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
c)
Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Ø Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara
organisme dan anorganisme. Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas
berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Semua
makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan
abiotik.
Ø Faktor
biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor
abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat bervariasi.
Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun
bervariasi pula.Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi
dengan komponen biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap
bertahan hidup. Jadi, interaksi antar organisme didalam ekosistem ditentukan
oleh komponen biotik dan abiotik yang menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam
dan komponen abiotik berbeda kulitas dan kuantitasnya, perbedaan
komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan perubahan dari interaksi yang
ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa
keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem yang
berbeda.
·
Di bumi ada bermacam-macam
ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara garis besar ekosistem alam
dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
1)
Ekosistem Darat (Terestrial)
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya),
ekosistem darat yaitu sebagai berikut.
a.
Bioma Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak
ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan sangat rendah, + 25
cm/tahun. Perbedaan suhu siang hari dengan
malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0
C). Vegetasi di
daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai tanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah gurun umumnya
adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Contoh bioma gurun adalah
Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di Amerika.
b.
Bioma Padang Rumput
Bioma padang rumput terbentang dari
daerah tropika sampai ke sub tropika.Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu
curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Vegetasi yang
mendominasi adalah rerumputan. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa,
harimau, anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang
rumput antara lain Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia
(Sumbawa).
c.
Bioma Hutan
Hujan Tropis
Bioma ini
berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand, Brazil, Kenya,
Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255 cm per tahun,
matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat banyak dan
komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur, tinggi, serta
banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan yang merambat, misalnya
rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain,
misalnya anggrek. Binatang yang menghuni hutan hujan tropik adalah berbagai
macam burung, kera, babi hutan, tupai, macan, gajah, dan rusa dan hewan yang
bersifat nokturnal.
d.
Bioma Hutan
Gugur
Hutan gugur
terdapat di daerah sub tropik di Eropa Barat, Korea, Jepang utara, dan Amerika Timur. Bioma ini
memiliki curah hujan 75 – 100 cm per tahun. Mempunyai 4 musim: musim panas,
musim dingin, musim gugur dan musim semi. Keanekaragaman
jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, yang selalu menggugurkan
daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang umum adalah rusa, beruang, dan
rubah, racoon, burung pelatuk, dan serangga.
e.
Bioma Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah
utara dan di pegunungan daerah tropik, misalnya
di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya adalah suhu di musim
dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies
seperti konifer (pohon spruce, alder, dan
birch), pinus, dan
sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain
moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada
musim gugur.
f.
Bioma Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi
sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara
dan terdapat di puncak-puncak
gunung tinggi. Daerah ini beriklim kutub, sehingga selalu tertutup salju. Pertumbuhan
tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut
Sphagnum dan lumut kerak. Tumbuhan
tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan yang ada adalah beruang kutub, burung,
nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder, dan caribou bull (sebangsa rusa).
g.
Bioma Karst
Karst berawal dari nama kawasan batu
gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia
rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur
untuk pertanian,
sensitif terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban
dan didominasi oleh pori-pori mikro. Contoh bioma
Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.
2) Ekosistem Perairan (Akuatik)
a. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki
kemampuan menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu tidak
terlalu besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar dibedakan
menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya danau, kolam, rawa,
serta ekosistem lotik (air mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan yang menghuni
lingkungan perairan tawar meliputi tumbuhan yang berukuran besar
(makrohidrofita) serta tumbuhan yang berukuran kecil, yaitu ganggang. Tumbuhan
biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok. Sedangkan
tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru, ganggang hijau, dan
diatomae. Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-udangan, ikan, dan
serangga.
b. Ekosistem Air Laut
Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air
laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut
adalah mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut adalah
35 ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih tinggi
daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut memiliki pola
adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang
berlawanan dengan organisme air tawar.
c. Ekosistem Estuari
Estuari
(muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara sungai dan laut atau
disebut muara sungai. Muara sungai
disebut pantai lumpur.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut. Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan. Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
d. Ekosistem
Pantai
Habitat laut
(oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang
panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah
termoklin. Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea
pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup
di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
e. Ekosistem Sungai
Sungai
adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang. Komposisi
komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus
sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
f. Ekosistem Terumbu Karang
Di laut
tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari
karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu
karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis
dapat berlangsung.Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan
kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium
karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang
lain dan ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan
ikan hidup di antara karang clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut,
ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
g. Ekosistem Laut Dalam
Merupakan
zona pelagik laut. Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000 m dari permukaan
laut. Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh karena itu produsen utama
di ekosistem ini merupakan organisme kemoautrotof. Biasanya
terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya (bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis
dengan karang tertentu.
h. Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass
adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan
laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
3) Ekosistem Buatan
Ø Ekosistem
buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan
peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah:
6. Ekosistem
ruang angkasa.
C.
Kesimpulan
keanekaragaman hayati yang tinggi
dibandingkan dengan daerah subtropik dan kutub.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik
keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping
itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya
penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.Pelestarian keanekaragaman
hayati dapat dilakukan secara in situ dan ex situ.
Daftar
pustaka
http://id.wikipedia/ keanekaragaman hayati - wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas.html
http://www.artikellingkunganhidup.com/pengertian-ekosistem-lingkungan-hidup.html
Komentar
Posting Komentar